LiputanKendalTerkini.com - Malas makan saat hamil dengan alasan gawan si jabang bayi, mungkin dialami sejumlah ibu yang tengah mengandung bayinya. Tapi, hati-hati, jangan sampai hal itu justru berdampak pada terhambatnya tumbuh kembang bayi, termasuk mengakibatkan anak stunting.
Pesan itu disampaikan Sanggar Budaya Sendangasri, Lasem, Rembang, pada Sosialisasi Penanganan Stunting, di Desa Wisata Sendangasri, Senin (5/12/2022) malam.
Diceritakan, Kemuning yang tengah hamil, seringkali makan nasi dengan lauk kerupuk karak (gendar), dan kelapa parut.
Baca Juga: Info Lowongan Kerja BUMN PT Kereta Api Indonesia (Persero) Desember 2022, Berikut Syarat Daftarnya
Ketika ketahuan bapaknya, Kemuning berdalih jika itu gawan bayi alias keinginan janin dalam kandungannya. Namun, ternyata setelah lahir, tumbuh kembang buah cintanya dengan Wijangko tersebut justru terhambat.
Hingga usianya sembilan tahun, fisiknya dan kemampuan berpikirnya tak seperti anak pada umumnya. Usut punya usut, dalam menjalani kehamilannya, Kemuning tidak mendapat perhatian penuh dari suaminya, Wijangko.
Sang suami justru berpaling pada wanita lain, sehingga Kemuning abai dengan kehamilannya. Ketika anaknya tak tumbuh dengan normal, Wijangko justru sering menganiaya anak istrinya, hingga mertuanya mengetahui kelakuan buruknya, hingga akhirnya Wijangko bertobat.
Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’, yang hadir, mengapresiasi sosialisasi yang dilakukan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Tengah, dengan melibatkan kesenian tradisional. Penyampaian pesan menggunakan bahasa setempat, menurutnya, dapat lebih mudah dipahami masyarakat.
Baca Juga: Info Lowongan Kerja PT PELINDO III Desember 2022, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya Disini
Apalagi, dengan tema stunting yang terus digarap serius mulai dari pemerintah pusat sampai daerah.
"Kami tidak ingin di tahun 2045, saat menyambut Indonesia Emas, generasi kita menjadi generasi yang jauh dari harapan, generasi yang lemah. Makanya, kita serius mencegah stunting," jelasnya.
Ia menambahkan, penanganan stunting dimulai sejak perempuan sebelum menikah, dengan melakukan pendampingan, mencegah pernikahan usia anak, memberikan pengetahuan soal pernikahan. Sehingga mereka siap saat nantinya menikah, hamil, dan melahirkan anak, dengan memperhatikan asupan gizi setidaknya pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
"Banyak program yang dilakukan pemerintah. Seperti Jateng Nginceng Wong Meteng, aja rabi bocah, dan di Rembang sendiri ada inovasi Telponi, yakni temokno (menemukan kasus), laporno (laporkan), dan openi (tangani), yang semula untuk menekan angka kematian ibu, bayi, dan balita, sekarang mengarah untuk penanganan stunting," paparnya.
Baca Juga: Pameran Lukisan dan Sketsa Nandur Seni Resmi Dibuka
Artikel Terkait
Info Lowongan Kerja PT PELINDO III Desember 2022, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya Disini
Negara Terpadat di Afrika Memotong Batas Penarikan Tunai ATM Untuk Mendorong Pembayaran Digital
Gelandang PSIS Semarang Jonathan Cantillana Isyarakatkan Akan Tinggalkan Tim Laskar Mahesa Jenar
Rincian Lengkap UMK 2023 Jawa Tengah, Tertinggi Kota Semarang, Terendah di Kabupaten Ini
RKUHP Disahkan, Inilah Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
Suporter Magelang Nyatakan Sikap Tolak Arema Bermain di Magelang, Suporter: Klub Tak Punya Nurani
Kemenangan Arema FC untuk Korban Tragedi Kanjuruhan, Aremania: Keluarga Korban Lebih Butuh Keadilan
Waspada Percobaan Hipnotis Terjadi di Ngampel Kulon Kendal, Pelaku Berhasil Kabur
Info Lowongan Kerja BUMN PT Kereta Api Indonesia (Persero) Desember 2022, Berikut Syarat Daftarnya
Pameran Lukisan dan Sketsa Nandur Seni Resmi Dibuka